Rabu, 04 April 2012

puisi cinta ala biologi


seperti analgesik, kamu buat aku lupa rasanya sakit

maka kubutuh dirimu, sembuhkan lukaku

seperti nukleotida, yang saling berpasangan

kuingin kamu tetap di sini, ga jauh dariku



hidup memang bukan sekedar rangkaian rumus

tapi bila sejuta feromon dijadikan satu

hanya kamu dan aku yang ‘kan pahami sinyalnya

seperti lock and key dalam sistem enzim



biarlah rasa itu temukan wujudnya

seperti aliran gen yang perlahan namun pasti

menuju kondisi stabil tak tergoyahkan

begitu juga rasa yang kita punya

kian temukan muaranya

dalam tabung effendorf keabadian



biarkan waktu

yang ‘kan beri nama pada rasa itu

seperti saat reseptor temukan targetnya

dan biarlah kunikmati sejuta warnanya

seperti warna warni pigmen

yang kan mensintesa senyawa anorganik

menjadi substrat bermakna…di hatiku

CATATAN KECIL TERAKHIR

Sepanjang hidup mematahkan aturan aturan demi kesenangan..

Membangkitkan setan di diri,Mengikuti jalan yg kukira kebahagiaan..
Terkadang nurani merintih,Tapi aku tampar hanya untuk mengikuti ego..
Kejernihan.. lucidity.. bagai tetesan embun..Mungkin tak sederas hujan..
Mungkin tak sedingin es..Bahkan jauh dari kata mengalir..
Hanya tetesan2 kecil tanda sayang pencipta.Tak ada kata seindah bersyukur. Perjalanan di labirin itu telah berakhir. Liku2 yg menyesatkan punah sudah ditelan sinarMu..Akhirna kusadari Apa yg kuinginkan selama ini bukanlah yg kubutuhkan..Stupid..
Tuhan, Aku telah sampai di pintu yg kau bukakan..Semoga kasihMu mengiringi langkahku kedepan..Hari yg baru..Jalan yg baru..Kisah yg baru..Bimbing aku..Hati ini mungkin sudah tak jernih lagi.. Tapi aku percaya Kaulah yg memberi ketidak  jernihan ini..Agar aku bisa memahami lebih dalam tentang hidup..Semoga kesalahan2 masa lalu tetap menempel di jiwaku.Agar aku selalu ingat.Agar tak terperosok ke lubang yg sama..Sujudku di telapak kakiMu. Kau yg terhebat. Sang maha Misterius.Sutradara kisah hidup milyaran kehidupan..